Berawal Dari Hobi
Haiii reader, selamat pagi dan selamat berakhir pekan. Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan tak kurang dari suatu apapun. Aamiin.
Sudah sarapan pagi ini ? Kebetulan saya menulis ini ketika masih pagi, ya sekitar pukul 06.40an pada Hari Minggu di Jl. Urip Sumoharjo No 389, Jetis,, Manisrenggo, Kediri. Saya menulis ini ditemani dengan segelas kopi susu produksi dari ABC White Coffee. Bukan bermaksud promosi ya, hanya berbagai informasi saja kalau saya suka minum kopi sejak kecil hehehe..
Seperti judul saya diatas "Berawal Dari Hobi", saya punya hobi atau kebiasaan makan makanan yang memiliki cita rasa pedas, meskipun dokter menyatakan saya memiliki penyakit radang tenggoroka, lambung, tipes dan magh. Yaaah namanya juga udah biasa kayak gitu, jadi kalau makan tanpa rasa pedas kurang greget gitu.
Sebagai kebiasaan, maka setiap hari saya makan selalu ditemani dengan makanan "sambel". You Know sambel ? yeaaah sambel itu bahan pokoknya, cabe, garem dan bawang, sedangkan bahan lain ngikut aja sesuai nama sambel yang kita bikin. Nah, sebulan sekali dirumah saya selalu ada yang namanya khotmil quran, dihadiri seluruh jamaah di desa dan mau gak mau ibu selalu memberikan suguhan serta makanan bagi para pembaca Al-Quran. Biar lebih memudahkan, ibu selalu menyediakan menu makanan yang bervariasi tiap bulan, kadang rawon, soto, rames hingga nasi pecel.
Nasi pecel praktis bikinnya, di Nganjuk khas nasi pecel tuh sayurannya basah alias dimasak dengan cara di kukus. Sambelnya, ibu selalu bikin dengan jumlah atau porsi banyak, sehingga bisa lebih buat jamuan acara tersebut dan sisanya bisa dimakan setiap hari deh buat menu sarapan dirumah. Biasanya tetangga pun meminta sisa sambel pecel untuk dijadikan menu sarapan.
Sambal buatan ibu memiliki cita rasa pedas layaknya rasa pedas bon cabe level 30, gak percaya ? cobain aja. Nah berawal dari ide itulah ibu memulai bisnis sambel pecel khas Nganjuk. Awalnya hanya dijual dititipkan ditoko dan penjual sayur keliling dengan kemasan yang dibilang "sewajarnya saja" dimasukkan dalam kantong plastik mulai dari ukuran 1/2 ons, 1 ons hingga 2 ons. Bagi masyarakat desa, mereka biasa aja beli makanan dalam kemasan seperti itu. Lagi pula mereka belum begitu mengikuti trend yang namanya packaging makanan, atau sosmed yang menyediakan beragam kemasan unik. Yaaah tidak seperti kids jama now lah
Bisnis itu berjalan hampir 1 tahun lamanya, dan alhamdulillah bisnis ibu saya tetap lancar aja. Saya yang tiap hari melihat di sosmed banyakk berbagai macam kemasan makanan dan banyak orang menjual makanannya dengan suguhan yang kreatif dan higienis, maka muncullah ide saya untuk mengembangkan bisnis ini sesuai trend marketingnya tanpa meninggalkan cara pemasaran offline yang tidak mempedulikan packaging.
Mulai daya rubah sedikit demi sedikit kemasan sambel tersebut dari yang semula hanya dikantongi plastik, kemudian dimasukkan ke dalam mika makanan. Mulai berbenah lagi, selain dimasukkan mika makanan, kini ada label / stiker nama makanan tersebut dan diberi nama "Sambel Pecel Mbah Bejo". Kemudian coba kemasan tersebut saya biarkan berjalan hingga 3 bulan, akhirnya mulai saya potret untuk di iklan kan di media sosial bahkan toko online. Kemasan saya buat mulai beragam dari 50gr, 100gr, 200gr, 250grdan 450gr. Varian kepedasan pun mulai beragam, ada ManiS, PedaS, PedaSS, dan PedaSSS. Kemasan sambel yang awalnya mika transaparan, kini sudah memakai mika makanan seperti kue, pakai kaleng dan mangkuk sambal.
Ternyata masyarakat antusias nyobain sambel "Mbah Bejo" tersebut, hingga ada yang nanya kenapa dinamakan Mbah Bejo ? heheheh puanjang ceritanya, saya sampaikan di lain halaman saja. Ternyata ketika kita ingiin memulai bisnis, coba evaluasi dari diri kalian. hobi apa yang kalian gemari, biasanya disitu kalian akan menemukan ide untuk berwirausaha. Semoga kita semua dilancarkan yaaa rizkinya, Aamiin
Komentar
Posting Komentar