Hikmah Ramadhan 2020
Marhaban Yaa Ramadhan...
Alhamdulillah, tahun 2020 atau 1441 H masih diberi kesempatan untuk enyambut serta melaksanakannya. Jelas terasa berbeda bukan dengan tahun-tahun sebelumnya ? Karena memang negeri ini bahkan bumi ini sejak awal 2020 sedang diuji dengan musibah / bencana yang namanya Virus Covid-19. Termasuk Indonesia menjadi negara yang juga banyak korban dirawat, meninggal dan alhamdulillah ada yang sembuh.
Dengan adanya musibah ini, pemerintah mulai berfikir dan mengkaji terus menerus sikap yang tepat untuk menyelamatkan nyawa bangsa ini dan ekonomi bangsa ini agar tetap stabil. Mulai dari adanya hastage #dirumahsaja untuk memutus rantai virus Covid-19 ini, hingga ada beberapa daerah yang mengajukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti di Jakarta dan Surabaya Raya. Semua atas dasar pertimbangan para pimpinan wilayah dan para ahli yang sudah pakar dibidangnya.
V3 Aprillia Romerto |
Tidak sedikit juga teman-teman online baik di feed Instagrm, di story whatsapp, Line, Twitter yang kurang sepakat, menolak dan bahkan ada yang menerima dengan aturan ini. Yang menggelitik bagi saya adalah bagi teman-teman swaya yang sudah jauh hari dengan matang merencanakan pernikahan. Sejak April 2020, KUA (Kantor Urusan Agama) sudah mengeluarkan edaran untuk tidak melayani pendaftaran pernikahan. Ada juga teman online saya yang dengan kekecewaannya meluapkan amarah melalui story dan lain sebagainya sehingga saya pun tahu kekesalannya.
Memang sih jika saya pun berada di posisi dia, saya juga akan kecewa karena aturan yang keluar akibat dari wabah ini. Betapa tidak, sang calon pengantin saat ini terpisah jarak, sehingga kalaupun jadi menikah, akan melalui prosedural isolasi dan lain sebagainya, belum lagi dari desa setempat memang menolak ada hajatan dan sebanding dengab aturan pemerintah dilarang melalui kerumunan.
Namun ada juga yang lebih menarik bagi teman online saya yang masih menikmati masa-masa pencarian jodoh dunia akhirat. Mereka justru mengambil banyak hikmah dari adanya kejadian ini. Lah kok bisa, bukankah malah gak segera dipertemukan jodohnya dong ? Hahaha ndak juga, justru adanya wabah ini membuatnya semakin mendekatkan diri pada sang Khaliq, ada banyak waktu untuk meminta (yaaa maklum, mereka orang sibuk dan wanita karir).
Apalagi hingga Ramadhan 2020 ini wabah ini juga belum berkeinginan hengkang dari bumi, sehingga jadwal libur sekolah (Maaf bukan libur tetapi belajar dirumah), Work From Home (WFH) bagi pekerja, kuliah online bagi mahasiswa dan tetap bekerja diluar rumah bagi yang memang mengharuskan keluar rumah. Saya pribadi, ketika mempersiapkan diri menanti untuk jamaah tarawih sempat melamun dan memikirkan ada apa, kenapa wabah ini terjadi. Saya memang bukan ahli analisis dibidang kesehatan, pemerintah, politik atau agama. Namun, adanya wabah ini memang benar adanya banyak sekali hikmahnya.
Pertama, sejak adanya pemberlakuan WFH, kerjaan yang biasanya saya selesaikan diluar rumah bersama rekan-rekan kerja, kini saya selesaikan dirumah bersama keluarga. Meskipun tetap saya yang mengerjakan sendiri, setidaknya ditemani keluarga saya.
Kedua, menjadikan saya tipe orang yang gak betah dirumah menjadi orang yang selalu betah dirumah dan bisa lebih dekat dengan keluarga.
Ketiga, lebih rajin menjaga kebersihan. Mulai menyediakan tempat cuci tangan, gak hanya di depan rumah untuk para tamu yang akan masuk rumah, di sudut rumah lainnya pun harus tersedia cuci tangan atau hand sanitizer. Setiap mau pegang hp, selalu membersihkan tangan dulu minimal. Lebih rajin mengepel rumah dan membersihkan alat-alat dirumah (emang biasanya gak dibersihkan ? ya dibersihkan, cuma kadang 2 bulan atau 1 bulan sekali. Sekarang seminggu sekali minimal).
Keempat, ibadah sunnah jadi rajin dan terbiasa. Kalau sibuk kerja, kadang ibadah sunnah jarang dilaksanakan, yang penting wajibnya aja. Karena adanya wabah ini, lebih rajin lagi ibadahnya.
Kelima, punya ide-ide bermanfaat dan kreatif salah satunya pekarangan belakang rumah yang hnya dijadikan tempat pembuangan sampah oleh keluarga dan tetangga sekeliling, kini sudah disulap menjadi perkebunan dan tetap ada lokasi buang sampah dan pengolahannya. Adanya wabah ini, jadi sering aktivitas berat (gantinya olahraga penting dapat keringat dan rajin berjemur hahah). Nah hasilnya, yaaa kebun itu. Kini mulai diolah jadi tempat budidaya tanaman buah dan sayur untuk meningkatkan ekonomi menghadapi pandemi.
Pekarangan yang akan diolah menjadi kebun buah dan sayur |
Keenam, nongkrongnya dan shoppingnya jadi berkurang hahaha udah gak seintens bulan-bulan lalu. Karena apa, ya karena dibatasi untuk keluar rumah. Biasanya belanja habis waktu hingga 3 jam, kini cukup setengah jam atau maksimal 1 jam. Kok ndak order aja sih ? Endak, karena saya lebih suka belanja pilih langsung di lokasi.
Ketujuh, sebagai perempuan kini skill memasak saya mulai meningkat dengan adanya wabah ini. Karena mengisi waktu luang, tujuan utama selalu dapur melulu. Masak incip-incip, gitu mulu deh pokoknya. Nyoba resep ini itu. btw terimakasih para emak-emak yang sering bagi-bagi resep.
Nah, masih ada tujuh point itu sih hikmah bagi saya adanya wabah ini dan bertepatan dengan bulan Suci Ramadahan. Semoga puasa kita lancar sampai lebaran nanti, wabah ini segera berakhir dan diberi umur panjang untuk bertemu Ramadhan tahun depan.
Adakah hikmah yang sudah kalian rasakan selama pandemi ini ? Silahkan di share yaaaa....
Terimakasih yang sudah mau membaca...
- V3 Aprillia Romerto-
Komentar
Posting Komentar