ROKOK DAN JILBAB

 Sumber Photo : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghtUAbi1ubcF3_aTThq1zt7tXO2fWK-SkXF6hqjIKZB4YNuZBRil6bcTm0po8RbeblBmwRmKCxZov5KJ2saxAeynZnruz5sxfXmBTcyo0KV8SY-_P1vAzL1c3xskFEBd5tOyKCMkIQXiw/s1600/bahaya+tar+rokok.jpg

Oleh: Des Christy

Di Indonesia perempuan yang merokok biasanya digambarkan sebagai perempuan yang tidak benar, nakal, bahkan juga amoral. Penggambaran perempuan seperti itu dapat kita ketahui pada beberapa film di Indonesia yang menampilkan peran perempuan merokok seperti pada film berjudul Taksi di tahun 90an dan juga film dengan judul Virgin.

Namun benarkah merokok itu amoral ?

Stigma terhadap perempuan perokok : Beyond reality

Stigma dapat diartikan sebagai "cap buruk". Apabila dikaitkan dengan perilaku, stigma dapat kita rasakan pada penilaian seorang atau banyak orang yang menilai negatif perilaku tersebut. 

Des Christy menuliskan bahwa stigma yang ditempelkan pada perempuan yang merokok entah sejak kapan, namun yang pasti hingga hari ini masih banyak dijumpai simbah-simbah yang merokok di pedesaan tanpa ada label "perempuan nakal". Hampir sama dengan perempuan perkotaan, perempuan tidak berjilbab yang merokok sepertinya di maklumi oleh masyarakat. 

Berbeda halnya dengan perempuan yang berjilbab dan merokok. Apabila dianalogikan, stigma terhadap perempuan yang merokok, baik itu berjilbab maupun tidak berjilbab akan seperti garis linier dengan nilai minus dibelakang nol dan plus di depan nol. 

- (minus) ----------- 0 (nol) ------------ + (plus)


Keterangan dari analogi diatas :

(+) Dianalogikan perempuan berjilbab di ikuti dengan perilaku baik dan sesuai dengan apa yang disimbolkan oleh jilbab yakni ajaran keislaman
(0) Nol adalah perempuan tidak berhijab, tidak merokok dan perempuan biasa saja
(-) Dianalogikan perempuan yang merokok, baik itu yang berhijab maupun tidak berhijab

Apabila merujuk pada analogi yang dibuatDes Christy diatas, dapatterlihat bahwa cap buruk yang menempel pada perempuan berjilbab dan merokok dua kali lebih besar daripada perempuan yang tidak berjilbab dan tidak merokok. 

Des Christy memgartikan bahwa perempuan berjilbab dan merokok dianggap mengalami degradasi moral dua kali lebih banyak daripada yang merokok namun tidak berjilbab. Lebih mendalam lagi, Des Christy menuturkan bahwa pada perempuan berjilbab dan merokok memiliki dua jenis stigma yang dapat dibedakan :
  1. Stigma dari orang lain
  2. Stigma dari dirinya sendiri


Stigma dari orang lain dideskripsikan dari pendapat banyak orang tentang perempuan berjilbab dan merokok. Simak ungkapan berikut ini :

"Beberapa hari lalu saya melihat beberapa wanita muda menggunakan kerudung merokok di angkringan dekat Malioboro. Risih ngelihatnya. Kalau gak pakai jilbab sih udah biasa ya, tapi ini pakai jilbab, mbok dicopot dulu jilbabnya baru merokoknya". (IK, 25 Perempuan berjilbab, tinggal di Yogayakarta).

"Kalau gue sih udah gak peduli, mau berjilbab merokok, mau berjilbab kumpul kebo, ya terserah aja. Gue gak takut kok Islam di cap buruk, semua orang juga tahu kalau itu oknum". (YE, 27 Pria, Perokok, tinggal di Jakarta)

Sementara itu, stigma dari perempuan berjilbab yang merokok terhadap dirinya sendiri dapat tersurat pada penuturan informan berikut :

"Sumpah mbak, aku ki ora tau ngudut nek lagi nganggo jlbab, yang gak jilbaban tapi ngudut wae wes dirasani. Apalagi nek aku nganggo jilbab terus ngudut ditempat makan" (ED, 24, berjilbab).

"Ibuku kalau keluar rumah berjilbab dan dia merokok. Tapi dia gak pernah mau merokok diluar rumah". (IM, 24, pria).

Jilbab dan Rokok : Kontestasi Simbol

Jilbab dan hijab diartikan sebagai penutup. Seperti yang disebutkan dalam surat Al-Ahzab : 59. Sebagian besar muslim pasti setuju bila dikatakan seorang perempuan yan memutuskan mengenakan jilbab juga paham dengan implikasi pada perilaku. Jilbab dikatakan sebagai simbol muslimah. Dalam konteks jilbab ini, tidak hanya sekedar menjadi penutup aurat, tetapi juga dimaknai sebagai pengatur perilaku, agar sesuai dengan ajaran agama Islam. 

Seorang teman perempuan yang berjilbab menuturkan,, bahwa dengan menggunakan jilbab, seharusnya seorang muslimah menjaga perilakunya. Sedangkan seorang teman lelaki bertutur bhwa menggunakan jilbab tidak hanya masalah menutup aurat, tetapi juga menutup perilaku. Des Christy tidak akan mendebat esensi jilbab dengan pemahaman yang sangat minim akan jilbab. 

Nah, sementara itu rokok sering digunakan sebagai simbol perilaku buruk yang selalu dirujukkan dengan budaya barat yang kerap dianggap sebagai produk dari budaya luar.

Rokok dan Jilbab : Ketimpangan Pencitraan

Pada perempuan berjilbab, perilaku merokok adalah perilaku yang tidak sesuai dengan apa yang dimaknakan pada jilbab. Berikut ini beberapa informan pria yang memberikan pandangan mengenai perempuan berjilbab merokok. 

"Perempuan berjilbab yang merokok adalah orang yang bodoh. Mereka bodoh karena memutuskan pakai jilbab tetapi tidak berpikir panjang. Pakai jilbabkan tidak cuma tinggal pasang aja, tetapi tingkah laku juga harus dijilbaban" (YE).

"Cewek berjilbab yang merokok di tempat umum, itu adalah cewek yang tidak bisa menempatkan dirinya. Karena, nilai dalam jilbab itu kurang etis jika di ikuti dengan sikap merokok. Kenapa cewek berjilbab kelihatan aneh merokok didepan umum padahal banyak cowok berpeci atau berbaju koko merokok di depan umum itu keliatan lumrah ? Saya sulit menjawabnya, ini sudah menjadi common sense bagi saya sendiri. Bisa jadi karena dalam keluarga saya sendiri tidak ada perempuan yang merokok." (FK, 25 tahun,Pria, perokok)

Des Christy diakhir tulisannya menuturkan, "Dalam Islam sendiri, setahu saya tidak ada dalil yang menyatakan bahwa merokok adalah perbuatan yang dilarang. Kalaupun sekarang dijadikan makruh, lebih dikarenakan pertimbangan manfaat dan akibatnya, bukan salah atau benarnya. Saya teringat dengan ucapan seorang teman saya. 'Islam tidak pernah melarang umatnya yang perempuan untuk merokok, tetapi ISlam melarang perempuan untuk memamerkan auratnya'. Kalau sudah begini, bukankah sewajarnya kita kembali bertanya pada diri sendiri, apakah berjilbab dan merokok adalah perbuatan yang terlarang ?".



*) Abdil Handayani, dkk, 2012. Perempuan Berbicara Kretek (Halaman 61-68). Jakarta : Indonesia Berdikari. 

Komentar

  1. Halo Bos! Selamat Datang di ArenaDomino.com
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Lintas Budaya (Makalah)

JENIS CITRA (Frank Jeffkins)

Cara Membuat Kerajinan Dari Tanah Liat