Langsung ke konten utama

Proposal Penelitian Pemberitaan Media Online Pasca Jatuhnya Pesawat Lion Air Boeing 737-900ER di Laut Bali Tanggal 13 April 2013



PROPOSAL PENELITIAN
Pemberitaan Media Online Pasca Jatuhnya Pesawat Lion Air  Boeing 737-900ER di Laut Bali Tanggal 13 April 2013
(Analisis Framing di Kompas.com dan Merdeka.com dengan Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki)

Disusun oleh :
Siti Fitria Aprilliani
11730144
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UIN SUNAN KALIJAGA
Yogyakarta



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negeri yang terdiri dari beberapa pulau dan menyambung dari ujung barat hingga ujung timur, dari Sabang hingga Merauke. Sehingga dalam menjangkau dan menyambungkan antar pulau tersebut perlu adanya sebuah armada yang memiliki kecepatan yang lebih cepat agar perjalanan lebih mudah, masyarakat memilih transportasi yang efektif dan efisien yaitu Pesawat. Pesawat dipilih karena lebih cepat dan menghemat waktu dibandingkan dengan transportasi laut. Telah tersedia berbagai macam maskapai penerbangan untuk menyatukan pulau di Indonesia salah satunya adalah dengan hadirnya maskapai penerbangan yakni Lion Air.
Lion Air telah beroperasi selama delapan tahun dengan beberapa armada antara lain pesawat Boeing 737-900 ER, Boeing 737-300, 400 dan Boeing MD-90. Dalam aktivitas penerbangan, Lion Air juga banyak diminati oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan harga tiket yang murah dan terjangkau. Dengan harga yang murah, fasilitas yang disediakan oleh armada Lion Air ini tidak kalah dengan maskapai penerbangan yang lainnya. Lion Air memberikan kenyamanan sebagai pelayanan terbaiknya.
Dengan berbagai layanan yang diberikan oleh Lion Air, ada beberapa layanan yang kurang memuaskan penumpang Lion Air antara lain seringnya keterlambatan penerbangan dan sering adanya kecelakaan karena tergelincir. Dari serangkaian kurang nyamannya pelayanan Lion Air tersebut, peristiwa paling melekat dalam benak masyarakat adalah saat jatuhnya pesawat Lion Air ketika akan mendarat di bandara Ngurahrai Bali. Peristiwa gagalnya Lion Air mendarat di bandara Ngurahrai tanggal 13 April 2013 membuat trauma para penumpang Lion Air. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan menurunnya citra Lion Air.
Pasca jatuhnya pesawat Lion Air di Bandara Ngurahrai Bali, banyak media massa baik elektronik maupun cetak yang berbondong-bondong memberitakan gagalnya Lion Air mendarat di Bandara Ngurahrai Denpasar Bali tanggal 13 Mei 2013. Berbagai media online memberitakan tragedi kecelakaan akibat gagal saat mendarat. Selain itu, banyak media online yang tertarik mengulas lebih dalam peristiwa kecelakaan Lion Air seperti media online Liputan6.com, Antaranews.com, Kompas.com, Merdeka.com. pemberitaan mengenai jatuhnya pesawat Lion Air dalam media online ini dapat menyebabkan krisis pada maskapai penerbangan Lion Air. Dengan adanya pemberitaan tersebut, akan membuat penilaian yang buruk terhadap maskapai penerbangan Lion Air dan dapat menjadikan masyarakat trauma untuk terbang menggunakan maskapai dari Lion Air.
Setiap media memiliki ideologi dan memberitakan suatu kejadian berdasarkan karakteristik masing-masing media. Pada Kompas.com, pemberitaan jatuhnya Lion Air tanggal 13 April 2013 terdapat 10 berita, sedangkan pada Merdeka.com terdapat 18 berita. Berikut beberapa pemberitaan media online terkait peristiwa kecelakaan Lion Air :
Kompas.com
DENPASAR, KOMPAS.com — Pesawat Lion Air penerbangan Bandung-Denpasar tergelincir di ujung landasan dan masuk ke laut sekitar pukul 15.10 Wita saat melakukan pendaratan, Sabtu (13/4/2013), seperti diungkap Alfansyah dari bagian humas Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Menurut Alfansyah, pesawat tersebut membawa 172 penumpang dan saat ini dalam proses evakuasi.
BALI, KOMPAS.com — Seluruh penumpang pesawat Lion Air jurusan Bandung-Denpasar yang tergelincir di landasan pacu bagian barat Bandara Ngurah Rai, Bali, telah dievakuasi. Para penumpang dinyatakan selamat. Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmade mengungkapkan, berdasarkan data manifes penumpang yang diperoleh, penumpang Lion Air terdiri 168 orang dewasa, 3 anak-anak, 1 bayi, dan 7 kru pesawat.
"Semua sudah berada di Bandara Ngurah Rai untuk pengecekan kesehatan," kata Gede, seperti disampaikan dalam wawancara dengan TVOne, Sabtu (13/4/2013) sore.
Menurut Gede, pesawat terbelah persis di bagian belakang sayap. Posisi pesawat berada di bibir pantai sehingga tidak menyulitkan proses evakuasi. Diduga, kecelakaan terjadi karena pesawat gagal mendarat. 
Seperti diberitakan, pesawat Lion Air penerbangan Bandung-Denpasar tergelincir di ujung landasan dan masuk ke laut sekitar pukul 15.10 Wita saat melakukan pendaratan, Sabtu (13/4/2013). Hal itu disampaikan Alfansyah dari bagian Humas Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. 
JAKARTA, KOMPAS.com   Pesawat Lion Air jenis Boeing 737-800 NG yang tergelincir di laut sebelum sampai di Bandara Ngurah Rai Bali patah di sisi belakang dekat ekor. Meski begitu, 101 penumpang yang ada di dalamnya dikabarkan selamat.
Kepala Humas PT Angkasa Pura I Hendy Henryyudithianto membenarkan telah terjadi kecelakaan pesawat tersebut. "Benar telah terjadi kecelakaan pesawat Lion Air. Saat ini, kami sedang berupaya melakukan evakuasi korban," kata Hendy seperti dikutip dari Tribunnews, Sabtu (13/4/2013).
Pesawat dengan kapasitas 172 penumpang tersebut dikabarkan akan melakukan pendaratan di bandara tersebut pada pukul 03.50 WIB. Penyebab kecelakaan tersebut belum diketahui.
Merdeka.com Merdeka.com - Pihak Lion Air langsung menggelar jumpa pers terkait kecelakaan di Bandara Ngurah Rai, Bali. Jumpa Pers dipimpin langsung oleh Direktur Umum Lion Air Edward Sirait di Wisma Lion Air, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.
Namun Edward mengaku tidak tahu banyak mengenai penyebab pesawat Lion Air mendarat laut. Beberapa kali Edward mengaku ketidaktahuannya soal penyebab kecelakaan tersebut.
"Saya tidak tahu (penyebab). Saya tahunya pesawat mendarat di laut," ujar Edward saat dicecar wartawan soal penyebab kecelakaan tersebut, Sabtu (14/4).

Menurut Edward, penyebab kecelakaan menjadi urusan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Itu bukan urusan kami, bukan wewenang kami. Cuaca saat kejadian memang hujan, tapi penyebab kecelakaan apa kami belum tahu," ujarnya.
Edward juga menyebut pihaknya belum bisa memastikan kapan bangkai pesawat itu akan evakuasi. Menurutnya evakuasi pesawat menunggu izin terlebih dahulu. "Soal evakuasi harus menunggu Kemenhub dan KNKT," imbuhnya.
Merdeka.com - Maskapai penerbangan Lion Air membantah pesawat yang mengalami kecelakaan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali sudah berusia tua. Pesawat dengan kode penerbangan JT 904 ini baru beroperasi selama dua minggu.
"Ini adalah pesawat baru, bukan bekas. Pesawat ini kami terima langsung dari pabriknya, yaitu Boeing Company di Amerika Serikat (AS) pada bulan Maret 2013," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Setelah diterima Lion Air, pesawat tersebut segera di operasikan pada 28 Maret 2013 lalu. Pesawat itu dibeli dengan kisaran harga USD 80 juta hingga USD 90 juta.

"Jadi, kalau dihitung-hitung lagi, pesawat itu baru beroperasi selama kurang lebih dua minggu. Pesawat itu memiliki kapasitas 180 penumpang. Setelah pesawat sampai di sini, kami lakukan cek ulang secara keseluruhan sebelum benar-benar dioperasikan," ujar Edward.
Tak hanya kondisi pesawat yang masih terbilang baru, pilot yang menerbangkan burung besi tersebut merupakan pegawai senior di Lion Air. Kapten Ghozali memiliki jam terbang hingga 10 ribu jam.
"Pilot yang menerbangkan pesawat itu adalah Kapten Ghozali. Dia sudah memiliki jam terbang lebih dari sepuluh ribu jam. Sebelum terbang, kondisi dia sehat, dan setelah kecelakaan, kondisinya juga dilaporkan masih sehat," tutur Edward.

Seperti diketahui, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 904 mengalami kecelakaan ketika akan mendarat di Bandara Ngurah Rai pada pukul 15.00 WITA. Pesawat itu berangkat dari Bandung sekitar pukul 12.30.

Pesawat nahas tersebut mengangkut 101 penumpang dengan perincian 95 penumpang dewasa, lima anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, ada pula tujuh awak pesawat, yaitu satu kapten pilot, satu kopilot dan lima pramugari.
Merdeka.com - Dalam periode 10 tahun terakhir, maskapai penerbangan murah Lion Air mengalami 11 kali insiden. Kecelakaan teranyar tentu saja pendaratan darurat di perairan dekat Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, yang dialami pesawat berkode JT 960 rute Bandung-Denpasar, sekitar pukul 15.00 WITA, hari ini, Sabtu (13/4).
Meski punya rekam jejak terlibat banyak kecelakaan, Lion Air tetap mendapat kepercayaan masyarakat dan mampu merebut 44 persen pangsa pasar industri penerbangan nasional selama 2012. Bahkan, bulan lalu, aksi korporasi maskapai milik Rusdi Kirana itu menggemparkan seluruh dunia. Lion Air mengumumkan pembelian 234 unit pesawat Airbus jenis A320 senilai Rp 233 triliun.
Dua tahun sebelumnya, maskapai yang bersaing ketat dengan Air Asia asal Malaysia ini sudah mengejutkan publik saat membeli 201 pesawat Boeing jenis 737-900 ER.
Akibat insiden untuk kesekian kalinya, Lion Air menerima kritikan dari pengamat penerbangan Alvin Lie. Dia meragukan ekspansi bisnis maskapai berlogo singa merah itu sudah mempertimbangkan faktor keselamatan.
Salah satu indikator keselamatan yang diragukan Alvin adalah rekrutmen pilot. Dia khawatir demi memenuhi rasio pesawat dan pilot yang semakin bertambah tahun depan, Lion Air bakal merekrut sumber daya manusia asal-asalan.
"Beli pesawat itu mudah, tapi jangan lupa pesawat harus diterbangkan manusia, apakah sistem rekrutmen (Lion Air) sudah memenuhi standar, kan mereka harus mendapatkan penerbang dalam jumlah banyak. Saya khawatir dalam upayanya mendapat penerbang itu toleransinya (terhadap kualitas pilot) terlalu tinggi," ujarnya kepada merdeka.com lewat sambungan telepon.
Dia pun menyoroti perlunya Lion Air mendapatkan teknisi sampai kru kabin yang berkualitas. Pasalnya, memiliki banyak armada pesawat otomatis mengharuskan maskapai ini memiliki SDM di darat dan udara yang mumpuni.
"SDM yang harus dimiliki itu kan termasuk penerbang, teknisi ground, sampai cabin crew, awak kabin kan bukan sekadar melayani makan minum, tapi juga proses penyelamatan evakuasi juga harus selalu diajarkan," kata Alvin.
Meski belum tentu berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tahun ini, reputasi Lion Air akibat kecelakaan ini sudah pasti tergerus. Selain itu, akibat kecelakaan di Ngurah Rai tadi siang, maskapai murah ini harus mengeluarkan biaya tak terduga banyak sekali. Meliputi klaim ganti rugi pada 101 penumpang hingga polis asuransi yang melonjak karena tingkat insiden.
"Jelas (bisnis Lion Air) akan terganggu. Banyak krunya tidak boleh terbang selama investigasi, belum lagi klaim ganti rugi dari penumpang juga klaim evakuasi pesawat enggak sedikit. Dan yang pasti reputasi maskapainya, polis asuransinya akan meningkat, karena (Lion Air) masuk risiko tinggi," tandasnya.
Dari beberapa pemberitaan online diatas, maka kami tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana media massa khususnya media online dalam memberitakan jatuhnya pesawat Lion Air tanggal 13 April 2013 di Laut Bali, karena pada dasarnya setiap media memiliki karakter dalam menyampaikan suatu berita. Dengan berbagai pemberitaan mengenai peristiwa jatuhnya Lion Air tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap Lion Air nantinya.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperoleh rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :
Bagaimana framing dalam pemberitaan Media Online pasca jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-900ER di Laut Bali tanggal 13 April 2013?
C.  Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana framing Media Online dalam memberitakan pasca jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-900ER di Laut Bali tanggal 13 April 2013.
D.  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain :
1.         Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori komunikasi khususnya mengenai framing pemberitaan oleh suatu media terutama media online.
2.         Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan berguna bagi mahasiswa komunikasi UIN Sunan Kalijaga secara umum untuk mengetahui bagaimana framing media online dalam memberitakan suatu kejadian terutama yang berkenaan dengan pemberitaan pasca jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-900ER di Laut Bali.
E.   Tinjauan Pustaka
Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya, untuk melengkapi hal tersebut maka peneliti mencantumkan beberapa karya yang memiliki relevansi terhadap topik yang akan diteliti, yaitu :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Umma Tsanyazhar Rizqi Fadhilla (Fakultas Dakwah jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2012). Dalam penelitiannya dapat diketahui bahwa Harian Jogja telah menulis 11 item, namun hanya delapan berita yang menjadi headline. Berdasarkan analisis framming Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki terhadap berita-berita tersebut, terlihat adanya frame tertentu yang menunjukkan karakteristik pemberitaan surat kabar Harian Jogja. Karakteristik framing pemberitaan yang dikembangkan oleh surat kabar Harian jogja adalah sebagai berikut :
1.      Frame yang dikembangkan Harian Jogja ialah masalah politik, hukum, sosial dan budaya.
2.      Harian Jogja memandang pemberitaan pro kontra referendum DIY sangat penting untuk diberitakan karena hal tersebut juga akan menentukan nasib keistimewaan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut.
3.      Haran Jogja cenderung tidak memosisikan secara jelas, namun secara tersirat surat kabar tersebut mendukung penetapan posisi Gubernur dan Wakil Gubernur.
4.      Nara sumber yang dijadikan sebagai sumber data oleh Harian Jogja kurang seimbang karena narasumber yang ditampilkan didominasi oleh pihak yang setuju dengan penetapan daripada pihak yang setuju pemilihan.

Model yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan yang akan peneliti gunakan yakni analisis framming, namun yang membedakan adalah kasus yang diungkap serta media massa yang akan diteliti. Disamping itu perbedaan lainnya terdapat pada media massa, peneliti akan menggunakan media online untuk diteliti.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Gema Mawardi (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan Ilmu Komunikasi,  Universitas Indonesia 2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Berita Mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar di mediaindonesia.com dan vivanews.com Tanggal 07 September 2011)”. Dari hasil penelitian pembingkaian yang dianalisis menggunakan Pan dan Kosicki tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh pemilik media memberikan dampak pada keberpihakan pemberitaan oleh media. Hal ini menunujukkan bahwa netralitas dan objektivitas media dipengaruhi oleh kepentingan pemilik media. Framing yang dilakukan mediaindonesia.com terhadap berita mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar sangat berpihak pada kepentingan pemilik media, sementara framing yang dilakukan vivanews.com masih menunjukkan usaha media untuk melakukan pendekatan pada objektivitas pemberitaan.
Dari hasil analisis pembingkian dapat dilihat bahwa pengaruh kepemilikan media memberikan dampak yang berbeda pada masing-masing media. Model yang digunakan Gema dalam penelitian tersebut sama dengan yang akan peneliti gunakan yakni Framing Model Pan dan Kosicki. Namun yang membedakan penilitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian Gema adalah objek yang diteliti. Peneliti akan menganalisis media online Kompas.com dan Merdeka.com dalam memberitakan jatuhnya pesawat Lion Air. Perbedaan lain adaah rentan waktu yang diteliti, peneliti hanya akan meneliti daam waktu pemberitaan sehari pasca jatuhnya pesawat yakni tangga 13 April 2013.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hasfi mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro. Dalam penelitiannya, Nurul menyimpulkan bahwa ada enam representasi Melinda Dee dalam pemberitaan detik.com, tempo.com dan MetroTV. Dari analisa framming, ditemukan bahwa terdapat praktek jurnalistik bias gender yang dilakukan oleh ketiga media tersebut.
Perbedaan penelitian Nurul dengan peneliti adalah, Nurul lebih fokus meneliti pada personal dan perempuan. Sedangkan peneliti akan meneliti mengenai pemberitaan suatu perusahaan penerbangan. Nurul menggunakan teori representasi dalam menganalisa framing pemberitaan Melinda Dee, sedangkan peneliti tidak menggunakan teori representasi. Nurul lebih fokus pada media online, Detik, Tempo dan MertoTV, sedangkan peneliti akan fokus mengkaji pemberitaan Lion Air pada Kompas.com dan Merdeka.com. Waktu yang peneliti akan lakukan penelitian hanya sehari pasca jatuhnya Lion Air, sedangkan yang dilakukan Nurul memiliki rentan waktu yang panjang.
F.   Landasan Teori
1.      Media Online
Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Berdasarkan sifatnya media dibagi menjadi dua yakni media cetak dan media elektronik (Firsan Nova, 2011). Media elektronik dapat dengan mudah dan dalam hitungan detik menyebarkan segala bentuk berita ke seluruh penjuru dunia. Hal ini menjadikan media massa elektronik khususnya sangat efektif dalam menyebarkan informasi secara cepat.
Media online sebagai salah satu sarana yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh banyak kalangan untuk mempermudah komunikasi guna membantu pencapaian tujuan. Dalam menggunakan media online tidak terlepas dari khalayak yang heterogen. Salah satu ciri media mssa adalah khalayak yang heterogen. Khalayak yang heterogen menimbulkan berbagai macam situasi publik ketika memperoleh berita atau informasi.
Setiap media online selalu menyampaikan informasi sesuai keadaan yang telah diketahui.  Media Online atau dapat kita sebut internet merupakan media baru yang belum banyak dikaji di Indonesia. Teori yang relevan dengan new media ini pun belum banyak ditemukan.
Pertukaran informasi melalui media online atau internet telah mendorong adanya teori difusi inovasi karena berkembangnya pertukaran informasi melalui media baru. Teori difusi inovasi menyatakan bahwa suatu inovasi memencar atau menyebar dalam pola yang dapat diperkirakan. Beberapa orang akan segera mengadopsi atau menerima suatu inovasi begitu mereka mengetahuinya, sementara orang lain membutuhkan waktu lebih lama untuk mencoba sesuatu yang baru, sedangkan kelompok lainnya lagi membutuhkan waktu yang lebih lama lagi (Morrisa, dkk. 2010:141).
2.      Komunikasi Massa
Proses dimana pesan sampai ke audien melalui media massa disebut “komunikasi massa” (mass communication). Jantung komunikasi massa adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikann lewat media massa (John Vivian, 2008 : 452).
 Istilah ‘komunikasi massa’ yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1930-an memiliki banyak pengertian sehingga sulit bagi para ahli komunikasi untuk mendefinisikan secara sederhana. Proses komunikasi massa tidaklah sama dengan media massa (organisasi yang memiliki teknologi yang memungkinkan terjadinya komunikasi massa). (Morrisan, dkk. 2010:8).
Teori S-R menyatakan bahwa media massa menyalahgunakan pengaruhnya (corrupting influence) dan merusak tatanan sosial, sementara rakyat biasa tidak berdaya mengahadapi pengaruh mereka. Negara yang sukses menggunakan media massa adalah Jerman untuk kepentingan penguasa. Media massa Jerman berhasil meyakinkan rakyat untuk mendukung penguasa. Kondisi ini memberikan pengaruh kepada teori komunikasi massa atau sering disebut juga dengan teori stimulus respon (S-R theory). (Morrisan, dkk. 2010: 17).
 Terdapat begitu banyak teori komunikasi massa, namun tidak semua teori komunikasi massa tersebut relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Selain menyinggung mengenai teori komunikasi massa, terdapat fungsi komunikasi massa seperti: informasi, pengawasan, hiburan, pendidikan, penyebaran nilai, dan mempengaruhi.
3.      Framming
Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Baterson tahun 1955. Mulanya frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisasikan pandangan politik, kebijakan, dan wacana serta yang menyediakan kategori-kategori standar untuk  mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh oleh Goffman tahun 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca realitas. Namun akhir-akhir ini, konsep framing telah digunakan secara luas dalam literature ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realitas oleh media. Dalam ranah studi ilmu komunikasi, analisis framing mewakili tradisi (Sobur dalam Elvinaro Ardianto, 2010:78-79).
Beberapa model yang dikenal dalam analisis bingkai seperti : (1) Robert N Entmant, (2) Murray Edelman, (3) Model Gamson dan Modigliani, (4) Model Zhondang Pan dan Gerald M Kosick.
Menurut Entmant, analisis bingkai (framing analysis) pada pemberitaan memiliki empat cara, yaitu : (a) Mengidentifikasi masalah (problem identification), (b) Mengidentifikasi penyebab masalah (causal identifications), (c) Melakukan evaluasi Moral (moral evaluation), (d) Melakukan saran penanggulangan masalah (treatment recommendation). (Baca Burhan Bungin, 2011 : 168). Robert N Entman adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisis framing untuk studi isi media. Konsep mengenai framing ditulis dalam artikelnya pada Journal of Political Science dan tulisan lain yang mempraktikkan konsep itu dalam suatu studi kasus pemberitaan media. Konsep framing Entman, digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar dari pada isu yang lain (Elvinaro, 2010:79-80).
Murray Edelman adalah ahli komunikasi yang banyak menulis bahasa dan symbol politik dalam komunikasi. Gagasan Edelman mengenai framing dalam bukunya Contestable Categories and Public Opinion, menyebutkan apa yang kita ketahui tentang realitas atau dunia bergantung pada bagaimana kita membingkai dan mengkonstruksi atau menafsirkan realitas tersebut. Realitas yang sama bisa jadi akan menghasilkan realitas yang berbeda ketika realitas tersebut dibingkai atau dikonstruksi dengan cara yang berbeda (Elvinaro, 2010:79).
William A. Gamson adalah salah satu yang paling banyak menulis framing, terutama menghubungkan wacana media pada satu sisi dengan opini public pada sisi lain. Wacana media adalah elemen penting untuk memahami dan mengerti opini public yang berkembang atas suatu isu atau peristiwa. (Elvinaro, 2010:80).
Model yang diperkenalkan Zhondang Pan dan Gerald M Kosicki adalah salah satu model yang paling popular dan banyak dipakai. Model ini diperkenalkan lewat Journal Political Science. Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tertentu (disarikan dari Eriyanto dalam Elvinaro, 2010:80). Model Pan dan Kosicki memiliki empat struktur besar, yaitu struktur sintaksis; struktur skrip; struktur tematik; dan struktur retoris. Berikut tabel :
STRUKTUR
PERANGKAT FRAMING
UNIT YANG DIAMATI
SINTAKSIS
Cara wartawan menyusun fakta
1.                  Skema berita
Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup
SKRIP
Cara wartawan mengisahkan fakta
2.                  Kelengkapan berita
5W+1H
TEMATIK
Cara wartawan menulis fakta
3.                  Detail
4.                  Maksud kalimat, hubungan
5.                  Nominalisasi antar kalimat
6.                  Koherensi
7.                  Bentuk kalimat
8.                  Kata ganti
Paragraph, proposisi
RETORIS
Cara wartawan menekankan fakta
9.                  Leksikon
10.              Grafis
11.              Metafora
12.              Pengandaian
Kata, idiom, gambar/foto, grafik
Tabel 1.1 Kerangka Analisis Bingkai Model Pan dan Kosicki (Bungin, 2011:169).
G.  Metode Penelitian
1.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak menyajikan data berupa angka namun lebih pada deskriptif narasi. Pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan Bogdan, 1984 : 5 dalam Bagong Suyanto dan Sutinah, 2007 : 166).
Sifat penelitian ini adalah deskriptif analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pemberitaan media terkait masalah pasca jatuhnya pesawat Lion Air jenis Boeing 737-900ER di Laut Bali tanggal 13 April 2013.
2.    Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah berita-berita online pada media online seperti Merdeka.com dan Kompas.com mengenai jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-900ER di Laut Bali tanggal 13 April 2013.
3.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data akan diperoleh melalui studi dokumentasi atau penelaahan terhadap dokumen online. Dokumen online yang akan kami kumpulkan kemudian digunakan sebagai data primer yakni seluruh berita terkait pemberitaan Lion Air yang jatuh tanggal 13 April 2013 di Laut Bali pada media online Kompas.com dan Merdeka.com. Selain itu digunakan teknik observasi terhadap situs media online yaitu kompas.com dan merdeka.com.
4.    Metode Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianilisis secara kualitatif. Metode anallisis yang digunakan adalah metode analisis framming. Analisis framming merupakan metode analisis terbaru dari pendekatan analisis wacana dan sering digunakan dalam menganalisis teks media. Analisis framing secara umum membahas mengenai bagaimana media membentuk konstruksi atas realitas, menyajikan dan menampilkannya kepada khalayak (Eriyanto dalam Elvinaro, 2010:79).
Analisis framing yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki karena model ini adalah yang paling popular dan paling banyak digunakan.
5.    Teknik Keabsahan Data
Uji keabsahan dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan kemungkinan-kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-masalah tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti apa yang dikemukakan oleh Burges dengan “strategi penelitian ganda” atau seperti yang dikatan oleh Denzin dengan “Triangulasi”.
Triangulasi lebih banyak menggunakan metode dalam level mikro, seperti bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan analisa data sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk menggunakan informan sebagai alat uji keabsahan dan analisa hasil peneltian. Teknis triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan (Burhan Bungin, 2003:191).
Salah satu cara paling penting dalam uji keabsahan penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori dan sumber data. Mengacu kepada Denzin (dalam Bungin, 2011) maka pelaksanaan teknis dari langkah pengujian keabsahan ini akan memanfaatkan : peneliti, metode, teori dan sumber data (Burhan Bungin, 2011:264).
Peneliti akan menggunakan Triangulasi data dan teori untuk menguji keabsahan penelitian. Triangulasi data atau metode yang peneliti laukan akan berusaha mengecek kembali keabsahan temuan peneliti. Selain itu, peneliti juga akan menggunakan triangulasi teori untuk dipadukan dan diadukan. Untuk memperoleh itu, diperlukan pengumpulan data secara lengkap dan analisa lebih mendalam.
H.  Sistematika Laporan
Sistematika laporan penelitian yang akan peneliti sajikan adalah sebagai berikut :
-          Judul
-          Daftar isi
BAB I Pendahuluan
-  A. Latar Belakang Masalah
-  B. Rumusan Masalah
-  C. Tujuan Penelitian
-  D. Manfaat Penelitian
-  E. Tinjauan Pustaka
-  F. Landasan Teori
-  G. Metode Penelitian
-  I. Sistematika Pembahasan
BAB II Gambaran Umum
-  A. Kompas.com
-  B. Merdeka.com
BAB III Pembahasan
-  A. Analisis Framing kompas.com
-  B. Analisis Framing Merdeka.com
BAB IV Penutup
-  A. Kesimpulan
-  B. Saran




Daftar Pustaka
Internet
-          http://kompas.com
-          http://merdeka.com
Buku
-          Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations. Jakarta: Rawali Pers
-          Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial (Berbagai Alternatif Pendekatan). Jakarta : Kencana Prenada Media Group
-          Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa (Edisi Kedelapan). Jakarta : Kencana Prenada Media Group
-          Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations (Kuantitatif dan Kualitatif). Bandung : Simbiosa Rekatama Media
-          Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif Edisi Kedua (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Group
-          Morrisan, dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor : Gahlia Indonesia
-          Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Skripsi
-          Fadhilla,Umma Tsanyazhar Rizqi. 2012. Referendum Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Bingkai Media (Analsis Framming terhadap berita Referendum daerah Istimewa Yogyakarta di Surat Kabar Harian Jogja). Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Dakwah, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
-          Mawardi, Gema. 2012. “Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Berita Mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar di mediaindonesia.com dan vivanews.com Tanggal 07 September 2011)”. Jakarta : Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Prodi Ilmu Komunikasi
-          Hasfi, Nurul. 2011. Analisis Framing Pemberitaan Melinda Dee di Detik.com, Tempo.com dan MetroTV. Semarang: Universitas Diponegoro

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Lintas Budaya (Makalah)

JENIS CITRA (Frank Jeffkins)

Cara Membuat Kerajinan Dari Tanah Liat