Proposal Penelitian Pemberitaan Media Online Pasca Jatuhnya Pesawat Lion Air Boeing 737-900ER di Laut Bali Tanggal 13 April 2013
PROPOSAL PENELITIAN
Pemberitaan Media Online Pasca Jatuhnya
Pesawat Lion Air Boeing 737-900ER di Laut Bali Tanggal 13 April 2013
(Analisis Framing di Kompas.com dan Merdeka.com dengan Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki)
Disusun oleh :
Siti Fitria Aprilliani
11730144
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UIN SUNAN KALIJAGA
Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negeri yang terdiri dari beberapa pulau dan menyambung
dari ujung barat hingga ujung timur, dari Sabang hingga Merauke. Sehingga
dalam menjangkau dan menyambungkan antar pulau tersebut perlu adanya sebuah
armada yang memiliki kecepatan yang lebih cepat agar perjalanan lebih mudah,
masyarakat memilih transportasi yang efektif dan efisien yaitu Pesawat. Pesawat dipilih karena lebih cepat dan menghemat waktu dibandingkan dengan
transportasi laut. Telah tersedia
berbagai macam maskapai penerbangan untuk
menyatukan pulau di Indonesia salah satunya adalah dengan hadirnya maskapai
penerbangan yakni Lion Air.
Lion Air telah beroperasi selama delapan tahun dengan beberapa armada
antara lain pesawat Boeing 737-900 ER, Boeing 737-300, 400 dan Boeing MD-90.
Dalam aktivitas penerbangan, Lion Air juga banyak diminati oleh masyarakat luas. Hal ini dikarenakan harga tiket yang murah dan terjangkau. Dengan harga
yang murah, fasilitas yang disediakan oleh armada Lion Air ini tidak kalah
dengan maskapai penerbangan yang lainnya. Lion Air memberikan kenyamanan
sebagai pelayanan terbaiknya.
Dengan berbagai layanan yang diberikan oleh Lion Air, ada beberapa layanan
yang kurang memuaskan penumpang Lion Air antara lain seringnya keterlambatan
penerbangan dan sering adanya kecelakaan karena tergelincir. Dari serangkaian
kurang nyamannya pelayanan Lion Air tersebut, peristiwa paling melekat dalam
benak masyarakat adalah saat jatuhnya pesawat Lion Air ketika akan mendarat di
bandara Ngurahrai Bali. Peristiwa gagalnya Lion Air mendarat di bandara
Ngurahrai tanggal 13 April 2013 membuat trauma para penumpang Lion Air. Hal tersebut
juga dapat mengakibatkan menurunnya citra Lion Air.
Pasca jatuhnya
pesawat Lion Air di Bandara Ngurahrai Bali, banyak media massa baik elektronik maupun cetak yang berbondong-bondong
memberitakan gagalnya Lion Air mendarat di
Bandara Ngurahrai Denpasar Bali
tanggal 13 Mei 2013. Berbagai media online memberitakan tragedi kecelakaan akibat gagal saat
mendarat. Selain itu, banyak media online yang tertarik mengulas lebih dalam
peristiwa kecelakaan Lion Air seperti media online Liputan6.com, Antaranews.com, Kompas.com, Merdeka.com. pemberitaan mengenai jatuhnya pesawat Lion Air dalam media online
ini dapat menyebabkan krisis pada maskapai penerbangan Lion Air. Dengan adanya
pemberitaan tersebut, akan membuat penilaian yang buruk terhadap maskapai
penerbangan Lion Air dan dapat menjadikan masyarakat trauma untuk terbang
menggunakan maskapai dari Lion Air.
Setiap media
memiliki ideologi dan memberitakan suatu kejadian berdasarkan karakteristik
masing-masing media. Pada Kompas.com, pemberitaan jatuhnya Lion Air tanggal 13 April 2013
terdapat 10 berita, sedangkan pada Merdeka.com terdapat 18 berita. Berikut
beberapa pemberitaan media online terkait peristiwa kecelakaan Lion Air :
Kompas.com
DENPASAR, KOMPAS.com — Pesawat Lion Air penerbangan Bandung-Denpasar tergelincir di ujung
landasan dan masuk ke laut sekitar pukul 15.10 Wita saat melakukan pendaratan,
Sabtu (13/4/2013), seperti diungkap Alfansyah dari bagian humas Bandara Ngurah
Rai, Denpasar, Bali. Menurut Alfansyah, pesawat tersebut membawa 172 penumpang
dan saat ini dalam proses evakuasi.
BALI, KOMPAS.com — Seluruh penumpang pesawat Lion Air jurusan Bandung-Denpasar yang
tergelincir di landasan pacu bagian barat Bandara Ngurah Rai, Bali, telah
dievakuasi. Para penumpang dinyatakan selamat. Kepala Kantor Basarnas Bali Gede
Darmade mengungkapkan, berdasarkan data manifes penumpang yang diperoleh,
penumpang Lion Air terdiri 168 orang dewasa, 3 anak-anak, 1 bayi, dan 7 kru
pesawat.
"Semua sudah
berada di Bandara Ngurah Rai untuk pengecekan kesehatan," kata Gede,
seperti disampaikan dalam wawancara dengan TVOne, Sabtu (13/4/2013)
sore.
Menurut Gede, pesawat
terbelah persis di bagian belakang sayap. Posisi pesawat berada di bibir pantai
sehingga tidak menyulitkan proses evakuasi. Diduga, kecelakaan terjadi karena
pesawat gagal mendarat.
Seperti diberitakan,
pesawat Lion Air penerbangan Bandung-Denpasar tergelincir di ujung landasan dan
masuk ke laut sekitar pukul 15.10 Wita saat melakukan pendaratan, Sabtu
(13/4/2013). Hal itu disampaikan Alfansyah dari bagian Humas Bandara Ngurah
Rai, Denpasar, Bali.
http://tekno.kompas.com/read/2013/04/13/15323627/mendarat.di.laut.seluruh.penumpang.lion.air.selamat
JAKARTA, KOMPAS.com — Pesawat Lion Air jenis Boeing 737-800 NG yang tergelincir di
laut sebelum sampai di Bandara Ngurah Rai Bali patah di sisi belakang dekat
ekor. Meski begitu, 101 penumpang yang ada di dalamnya dikabarkan selamat.
Kepala Humas PT Angkasa
Pura I Hendy Henryyudithianto membenarkan telah terjadi kecelakaan pesawat
tersebut. "Benar telah terjadi kecelakaan pesawat Lion Air. Saat ini, kami
sedang berupaya melakukan evakuasi korban," kata Hendy seperti dikutip
dari Tribunnews, Sabtu (13/4/2013).
Pesawat dengan
kapasitas 172 penumpang tersebut dikabarkan akan melakukan pendaratan di
bandara tersebut pada pukul 03.50 WIB. Penyebab kecelakaan tersebut belum
diketahui.
Merdeka.com Merdeka.com - Pihak Lion Air langsung menggelar jumpa pers terkait kecelakaan di Bandara Ngurah Rai,
Bali. Jumpa Pers dipimpin langsung oleh Direktur Umum Lion Air Edward Sirait di Wisma Lion Air, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat.
Namun Edward mengaku
tidak tahu banyak mengenai penyebab pesawat Lion Air mendarat laut. Beberapa kali Edward mengaku ketidaktahuannya soal
penyebab kecelakaan tersebut.
"Saya tidak tahu
(penyebab). Saya tahunya pesawat mendarat di laut," ujar Edward saat dicecar wartawan soal penyebab
kecelakaan tersebut, Sabtu (14/4).
Menurut Edward, penyebab kecelakaan menjadi urusan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Itu bukan urusan kami, bukan wewenang kami. Cuaca saat kejadian memang hujan, tapi penyebab kecelakaan apa kami belum tahu," ujarnya.
Menurut Edward, penyebab kecelakaan menjadi urusan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Itu bukan urusan kami, bukan wewenang kami. Cuaca saat kejadian memang hujan, tapi penyebab kecelakaan apa kami belum tahu," ujarnya.
Edward juga menyebut
pihaknya belum bisa memastikan kapan bangkai pesawat itu akan evakuasi.
Menurutnya evakuasi pesawat menunggu izin terlebih dahulu. "Soal evakuasi
harus menunggu Kemenhub dan KNKT," imbuhnya.
Merdeka.com - Maskapai penerbangan Lion Air membantah pesawat yang mengalami kecelakaan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali
sudah berusia tua. Pesawat dengan kode penerbangan JT 904 ini baru beroperasi
selama dua minggu.
"Ini adalah pesawat baru, bukan bekas. Pesawat ini kami terima langsung dari pabriknya, yaitu
Boeing Company di Amerika Serikat (AS) pada bulan Maret 2013," kata
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Lion Air,
Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).
Setelah diterima Lion
Air, pesawat tersebut segera di operasikan pada 28 Maret 2013 lalu. Pesawat itu
dibeli dengan kisaran harga USD 80 juta hingga USD 90 juta.
"Jadi, kalau dihitung-hitung lagi, pesawat itu baru beroperasi selama kurang lebih dua minggu. Pesawat itu memiliki kapasitas 180 penumpang. Setelah pesawat sampai di sini, kami lakukan cek ulang secara keseluruhan sebelum benar-benar dioperasikan," ujar Edward.
"Jadi, kalau dihitung-hitung lagi, pesawat itu baru beroperasi selama kurang lebih dua minggu. Pesawat itu memiliki kapasitas 180 penumpang. Setelah pesawat sampai di sini, kami lakukan cek ulang secara keseluruhan sebelum benar-benar dioperasikan," ujar Edward.
Tak hanya kondisi
pesawat yang masih terbilang baru, pilot yang menerbangkan burung besi tersebut
merupakan pegawai senior di Lion Air. Kapten Ghozali memiliki jam terbang
hingga 10 ribu jam.
"Pilot yang
menerbangkan pesawat itu adalah Kapten Ghozali. Dia sudah memiliki jam terbang
lebih dari sepuluh ribu jam. Sebelum terbang, kondisi dia sehat, dan setelah
kecelakaan, kondisinya juga dilaporkan masih sehat," tutur Edward.
Seperti diketahui, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 904 mengalami kecelakaan ketika akan mendarat di Bandara Ngurah Rai pada pukul 15.00 WITA. Pesawat itu berangkat dari Bandung sekitar pukul 12.30.
Pesawat nahas tersebut mengangkut 101 penumpang dengan perincian 95 penumpang dewasa, lima anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, ada pula tujuh awak pesawat, yaitu satu kapten pilot, satu kopilot dan lima pramugari.
Seperti diketahui, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 904 mengalami kecelakaan ketika akan mendarat di Bandara Ngurah Rai pada pukul 15.00 WITA. Pesawat itu berangkat dari Bandung sekitar pukul 12.30.
Pesawat nahas tersebut mengangkut 101 penumpang dengan perincian 95 penumpang dewasa, lima anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, ada pula tujuh awak pesawat, yaitu satu kapten pilot, satu kopilot dan lima pramugari.
Merdeka.com - Dalam periode 10 tahun terakhir, maskapai penerbangan murah Lion Air mengalami 11 kali insiden. Kecelakaan teranyar tentu saja pendaratan
darurat di perairan dekat Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, yang dialami pesawat berkode JT 960 rute Bandung-Denpasar, sekitar pukul 15.00 WITA, hari ini,
Sabtu (13/4).
Meski punya rekam jejak
terlibat banyak kecelakaan, Lion Air tetap mendapat kepercayaan masyarakat dan mampu merebut 44 persen pangsa
pasar industri penerbangan nasional selama 2012. Bahkan, bulan lalu, aksi
korporasi maskapai milik Rusdi Kirana itu menggemparkan seluruh dunia. Lion Air
mengumumkan pembelian 234 unit pesawat Airbus jenis A320 senilai Rp 233 triliun.
Dua tahun sebelumnya,
maskapai yang bersaing ketat dengan Air Asia asal Malaysia ini sudah
mengejutkan publik saat membeli 201 pesawat Boeing jenis 737-900 ER.
Akibat insiden untuk
kesekian kalinya, Lion Air menerima kritikan dari pengamat penerbangan Alvin
Lie. Dia meragukan ekspansi bisnis maskapai berlogo singa merah itu sudah
mempertimbangkan faktor keselamatan.
Salah satu indikator
keselamatan yang diragukan Alvin adalah rekrutmen pilot. Dia khawatir demi
memenuhi rasio pesawat dan pilot yang semakin bertambah tahun depan, Lion Air
bakal merekrut sumber daya manusia asal-asalan.
"Beli pesawat itu
mudah, tapi jangan lupa pesawat harus diterbangkan manusia, apakah sistem
rekrutmen (Lion Air) sudah memenuhi standar, kan mereka harus mendapatkan
penerbang dalam jumlah banyak. Saya khawatir dalam upayanya mendapat penerbang
itu toleransinya (terhadap kualitas pilot) terlalu tinggi," ujarnya kepada
merdeka.com lewat sambungan telepon.
Dia pun menyoroti
perlunya Lion Air mendapatkan teknisi sampai kru kabin yang berkualitas.
Pasalnya, memiliki banyak armada pesawat otomatis mengharuskan maskapai ini
memiliki SDM di darat dan udara yang mumpuni.
"SDM yang harus
dimiliki itu kan termasuk penerbang, teknisi ground, sampai cabin crew, awak
kabin kan bukan sekadar melayani makan minum, tapi juga proses penyelamatan
evakuasi juga harus selalu diajarkan," kata Alvin.
Meski belum tentu
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tahun ini, reputasi Lion Air akibat
kecelakaan ini sudah pasti tergerus. Selain itu, akibat kecelakaan di Ngurah
Rai tadi siang, maskapai murah ini harus mengeluarkan biaya tak terduga banyak
sekali. Meliputi klaim ganti rugi pada 101 penumpang hingga polis asuransi yang
melonjak karena tingkat insiden.
"Jelas (bisnis
Lion Air) akan terganggu. Banyak krunya tidak boleh terbang selama investigasi,
belum lagi klaim ganti rugi dari penumpang juga klaim evakuasi pesawat enggak
sedikit. Dan yang pasti reputasi maskapainya, polis asuransinya akan meningkat,
karena (Lion Air) masuk risiko tinggi," tandasnya.
Dari beberapa pemberitaan online diatas, maka kami tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana media massa
khususnya media online dalam memberitakan jatuhnya pesawat Lion Air tanggal 13 April 2013 di Laut
Bali, karena pada
dasarnya setiap media memiliki karakter dalam menyampaikan suatu berita.
Dengan berbagai pemberitaan mengenai peristiwa jatuhnya Lion Air tersebut dapat
mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap Lion Air nantinya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperoleh rumusan masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :
Bagaimana framing dalam pemberitaan Media Online pasca jatuhnya
pesawat Lion Air Boeing 737-900ER di Laut Bali tanggal 13
April 2013?
C.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana framing Media Online
dalam memberitakan pasca jatuhnya pesawat Lion Air Boeing
737-900ER di Laut Bali tanggal 13 April 2013.
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitian ini antara lain :
1.
Manfaat
teoritis
Penelitian
ini diharapkan dapat mengembangkan teori komunikasi khususnya mengenai framing
pemberitaan oleh suatu media terutama media online.
2.
Manfaat
Praktis
Penelitian
ini diharapkan berguna bagi mahasiswa komunikasi UIN Sunan Kalijaga secara umum
untuk mengetahui bagaimana framing media online
dalam memberitakan suatu kejadian
terutama yang berkenaan dengan pemberitaan pasca jatuhnya pesawat Lion Air
Boeing 737-900ER di Laut Bali.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya, untuk melengkapi hal tersebut maka peneliti mencantumkan
beberapa karya yang memiliki relevansi terhadap topik yang akan diteliti, yaitu
:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Umma Tsanyazhar Rizqi
Fadhilla (Fakultas Dakwah jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Sunan
Kalijaga, 2012). Dalam penelitiannya dapat diketahui bahwa Harian Jogja telah
menulis 11 item, namun hanya delapan berita yang menjadi headline. Berdasarkan
analisis framming Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki terhadap berita-berita
tersebut, terlihat adanya frame tertentu yang menunjukkan karakteristik
pemberitaan surat kabar Harian Jogja. Karakteristik framing pemberitaan
yang dikembangkan oleh surat kabar Harian jogja adalah sebagai berikut :
1. Frame yang dikembangkan Harian Jogja ialah masalah politik,
hukum, sosial dan budaya.
2. Harian Jogja memandang pemberitaan pro kontra
referendum DIY sangat penting untuk diberitakan karena hal tersebut juga akan
menentukan nasib keistimewaan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal
tersebut.
3. Haran Jogja cenderung tidak memosisikan secara
jelas, namun secara tersirat surat kabar tersebut mendukung penetapan posisi
Gubernur dan Wakil Gubernur.
4. Nara sumber yang dijadikan sebagai sumber data
oleh Harian Jogja kurang seimbang karena narasumber yang ditampilkan didominasi
oleh pihak yang setuju dengan penetapan daripada pihak yang setuju pemilihan.
Model yang digunakan dalam penelitian ini sama
dengan yang akan peneliti gunakan yakni analisis framming, namun yang
membedakan adalah kasus yang diungkap serta media massa yang akan diteliti.
Disamping itu perbedaan lainnya terdapat pada media massa, peneliti akan
menggunakan media online untuk diteliti.
Kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Gema Mawardi (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan
Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia
2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pembingkaian Berita Media Online
(Analisis Framing Berita Mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar di
mediaindonesia.com dan vivanews.com Tanggal 07 September 2011)”. Dari hasil
penelitian pembingkaian yang dianalisis menggunakan Pan dan Kosicki tersebut,
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh pemilik media memberikan dampak pada
keberpihakan pemberitaan oleh media. Hal ini menunujukkan bahwa netralitas dan
objektivitas media dipengaruhi oleh kepentingan pemilik media. Framing yang
dilakukan mediaindonesia.com terhadap berita mundurnya Surya Paloh dari Partai
Golkar sangat berpihak pada kepentingan pemilik media, sementara framing yang
dilakukan vivanews.com masih menunjukkan usaha media untuk melakukan pendekatan
pada objektivitas pemberitaan.
Dari hasil analisis pembingkian dapat dilihat bahwa pengaruh
kepemilikan media memberikan dampak yang berbeda pada masing-masing media.
Model yang digunakan Gema dalam penelitian tersebut sama dengan yang akan
peneliti gunakan yakni Framing Model Pan dan Kosicki. Namun yang
membedakan penilitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian Gema adalah objek
yang diteliti. Peneliti akan menganalisis media online Kompas.com dan
Merdeka.com dalam memberitakan jatuhnya pesawat Lion Air. Perbedaan lain adaah rentan waktu yang
diteliti, peneliti hanya akan meneliti daam waktu pemberitaan sehari pasca
jatuhnya pesawat yakni tangga 13 April 2013.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hasfi mahasiswi
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Diponegoro. Dalam penelitiannya, Nurul menyimpulkan bahwa ada enam representasi
Melinda Dee dalam pemberitaan detik.com, tempo.com dan MetroTV. Dari analisa
framming, ditemukan bahwa terdapat praktek jurnalistik bias gender yang
dilakukan oleh ketiga media tersebut.
Perbedaan penelitian Nurul dengan peneliti
adalah, Nurul lebih fokus meneliti pada personal dan perempuan. Sedangkan peneliti
akan meneliti mengenai pemberitaan suatu perusahaan penerbangan. Nurul
menggunakan teori representasi dalam menganalisa framing pemberitaan Melinda
Dee, sedangkan peneliti tidak menggunakan teori representasi. Nurul lebih fokus
pada media online, Detik, Tempo dan MertoTV, sedangkan peneliti akan fokus
mengkaji pemberitaan Lion Air pada Kompas.com dan Merdeka.com. Waktu yang
peneliti akan lakukan penelitian hanya sehari pasca jatuhnya Lion Air,
sedangkan yang dilakukan Nurul memiliki rentan waktu yang panjang.
F.
Landasan
Teori
1.
Media
Online
Media dapat
diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak. Berdasarkan sifatnya media dibagi menjadi dua
yakni media cetak dan media elektronik (Firsan Nova, 2011). Media elektronik
dapat dengan mudah dan dalam hitungan detik menyebarkan segala bentuk berita ke
seluruh penjuru dunia. Hal ini menjadikan media massa elektronik khususnya
sangat efektif dalam menyebarkan informasi secara cepat.
Media online
sebagai salah satu sarana yang saat ini banyak dimanfaatkan oleh banyak
kalangan untuk mempermudah komunikasi guna membantu pencapaian tujuan. Dalam
menggunakan media online tidak terlepas dari khalayak yang heterogen. Salah
satu ciri media mssa adalah khalayak yang heterogen. Khalayak yang heterogen
menimbulkan berbagai macam situasi publik ketika memperoleh berita atau
informasi.
Setiap media
online selalu menyampaikan informasi sesuai keadaan yang telah diketahui. Media Online atau dapat kita sebut internet
merupakan media baru yang belum banyak dikaji di Indonesia. Teori yang relevan
dengan new media ini pun belum banyak ditemukan.
Pertukaran
informasi melalui media online atau internet telah mendorong adanya teori
difusi inovasi karena berkembangnya pertukaran informasi melalui media baru. Teori
difusi inovasi menyatakan bahwa suatu inovasi memencar atau menyebar dalam pola
yang dapat diperkirakan. Beberapa orang akan segera mengadopsi atau menerima
suatu inovasi begitu mereka mengetahuinya, sementara orang lain membutuhkan
waktu lebih lama untuk mencoba sesuatu yang baru, sedangkan kelompok lainnya
lagi membutuhkan waktu yang lebih lama lagi (Morrisa, dkk. 2010:141).
2.
Komunikasi Massa
Proses dimana
pesan sampai ke audien melalui media massa disebut “komunikasi massa” (mass communication). Jantung komunikasi
massa adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikann lewat media
massa (John Vivian, 2008 : 452).
Istilah ‘komunikasi massa’ yang muncul pertama kali pada akhir tahun
1930-an memiliki banyak pengertian sehingga sulit bagi para ahli komunikasi
untuk mendefinisikan secara sederhana. Proses komunikasi massa tidaklah sama
dengan media massa (organisasi yang memiliki teknologi yang memungkinkan
terjadinya komunikasi massa). (Morrisan, dkk. 2010:8).
Teori S-R
menyatakan bahwa media massa menyalahgunakan pengaruhnya (corrupting influence) dan merusak tatanan sosial, sementara rakyat
biasa tidak berdaya mengahadapi pengaruh mereka. Negara yang sukses menggunakan
media massa adalah Jerman untuk kepentingan penguasa. Media massa Jerman
berhasil meyakinkan rakyat untuk mendukung penguasa. Kondisi ini memberikan
pengaruh kepada teori komunikasi massa atau sering disebut juga dengan teori
stimulus respon (S-R theory). (Morrisan, dkk. 2010: 17).
Terdapat begitu banyak teori komunikasi massa,
namun tidak semua teori komunikasi massa tersebut relevan dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan. Selain menyinggung mengenai teori komunikasi massa,
terdapat fungsi komunikasi massa seperti: informasi, pengawasan, hiburan,
pendidikan, penyebaran nilai, dan mempengaruhi.
3.
Framming
Gagasan
mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Baterson tahun 1955. Mulanya frame dimaknai sebagai struktur
konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisasikan pandangan politik,
kebijakan, dan wacana serta yang menyediakan kategori-kategori standar
untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini
kemudian dikembangkan oleh oleh Goffman tahun 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku
(strips of behavior) yang membimbing
individu dalam membaca realitas. Namun akhir-akhir ini, konsep framing telah
digunakan secara luas dalam literature ilmu komunikasi untuk menggambarkan
proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realitas oleh
media. Dalam ranah studi ilmu komunikasi, analisis framing mewakili tradisi (Sobur
dalam Elvinaro Ardianto, 2010:78-79).
Beberapa model
yang dikenal dalam analisis bingkai seperti : (1) Robert N Entmant, (2) Murray
Edelman, (3) Model Gamson dan Modigliani, (4) Model Zhondang Pan dan Gerald M
Kosick.
Menurut
Entmant, analisis bingkai (framing analysis) pada pemberitaan memiliki empat
cara, yaitu : (a) Mengidentifikasi masalah (problem
identification), (b) Mengidentifikasi
penyebab masalah (causal identifications), (c) Melakukan evaluasi
Moral (moral evaluation), (d) Melakukan saran penanggulangan masalah (treatment recommendation). (Baca Burhan Bungin, 2011 : 168). Robert N Entman
adalah salah seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisis framing
untuk studi isi media. Konsep mengenai framing ditulis dalam artikelnya pada
Journal of Political Science dan tulisan lain yang mempraktikkan konsep itu
dalam suatu studi kasus pemberitaan media. Konsep framing Entman, digunakan
untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas
oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi dalam konteks
yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar dari pada isu
yang lain (Elvinaro, 2010:79-80).
Murray Edelman
adalah ahli komunikasi yang banyak menulis bahasa dan symbol politik dalam
komunikasi. Gagasan Edelman mengenai framing dalam bukunya Contestable Categories and Public
Opinion, menyebutkan apa yang kita
ketahui tentang realitas atau dunia bergantung pada bagaimana kita membingkai
dan mengkonstruksi atau menafsirkan realitas tersebut. Realitas yang sama bisa
jadi akan menghasilkan realitas yang berbeda ketika realitas tersebut dibingkai
atau dikonstruksi dengan cara yang berbeda (Elvinaro, 2010:79).
William A.
Gamson adalah salah satu yang paling banyak menulis framing, terutama
menghubungkan wacana media pada satu sisi dengan opini public pada sisi
lain. Wacana media adalah elemen penting untuk memahami dan mengerti opini
public yang berkembang atas suatu isu atau peristiwa. (Elvinaro, 2010:80).
Model yang
diperkenalkan Zhondang Pan dan Gerald M Kosicki adalah salah satu model yang
paling popular dan banyak dipakai. Model ini diperkenalkan lewat Journal Political Science. Framing
didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan
informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak
lebih tertuju pada pesan tertentu (disarikan dari Eriyanto dalam Elvinaro,
2010:80). Model Pan dan Kosicki memiliki empat struktur besar, yaitu struktur
sintaksis; struktur skrip; struktur tematik; dan struktur retoris. Berikut
tabel :
STRUKTUR
|
PERANGKAT
FRAMING
|
UNIT YANG
DIAMATI
|
SINTAKSIS
Cara wartawan
menyusun fakta
|
1.
Skema berita
|
Headline,
lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup
|
SKRIP
Cara wartawan
mengisahkan fakta
|
2.
Kelengkapan
berita
|
5W+1H
|
TEMATIK
Cara wartawan
menulis fakta
|
3.
Detail
4.
Maksud
kalimat, hubungan
5.
Nominalisasi
antar kalimat
6.
Koherensi
7.
Bentuk
kalimat
8.
Kata ganti
|
Paragraph,
proposisi
|
RETORIS
Cara wartawan menekankan fakta
|
9.
Leksikon
10.
Grafis
11.
Metafora
12.
Pengandaian
|
Kata, idiom, gambar/foto, grafik
|
Tabel 1.1 Kerangka Analisis Bingkai
Model Pan dan Kosicki (Bungin, 2011:169).
G.
Metode
Penelitian
1.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang tidak menyajikan data berupa angka namun lebih pada deskriptif narasi. Pengertian
penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data
deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang
dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan Bogdan, 1984 : 5 dalam
Bagong Suyanto dan Sutinah, 2007 : 166).
Sifat penelitian ini adalah deskriptif
analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik pemberitaan media
terkait masalah pasca jatuhnya pesawat Lion Air jenis Boeing 737-900ER di Laut
Bali tanggal 13 April 2013.
2.
Objek
Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah berita-berita online pada media
online seperti Merdeka.com dan Kompas.com mengenai jatuhnya pesawat Lion Air
Boeing 737-900ER di Laut Bali tanggal 13 April 2013.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data akan diperoleh
melalui studi dokumentasi atau penelaahan terhadap dokumen online. Dokumen
online yang akan kami kumpulkan kemudian digunakan sebagai data primer yakni
seluruh berita terkait pemberitaan Lion Air yang jatuh tanggal 13 April 2013 di
Laut Bali pada media online Kompas.com dan Merdeka.com. Selain itu digunakan
teknik observasi terhadap situs media online yaitu kompas.com dan merdeka.com.
4.
Metode
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianilisis secara
kualitatif. Metode anallisis yang digunakan adalah metode analisis framming.
Analisis framming merupakan metode analisis terbaru dari pendekatan analisis
wacana dan sering digunakan dalam menganalisis teks media. Analisis framing secara umum membahas mengenai bagaimana media
membentuk konstruksi atas realitas, menyajikan dan menampilkannya kepada
khalayak (Eriyanto dalam Elvinaro, 2010:79).
Analisis framing yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan analisis framing Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki karena model ini adalah yang paling popular dan paling banyak
digunakan.
5.
Teknik
Keabsahan Data
Uji keabsahan dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan
kemungkinan-kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap
masalah-masalah tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti apa yang
dikemukakan oleh Burges dengan “strategi penelitian ganda” atau seperti yang
dikatan oleh Denzin dengan “Triangulasi”.
Triangulasi lebih banyak menggunakan metode
dalam level mikro, seperti bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan
data dan analisa data sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk menggunakan
informan sebagai alat uji keabsahan dan analisa hasil peneltian. Teknis
triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang diinginkan
(Burhan Bungin, 2003:191).
Salah satu cara paling penting dalam uji keabsahan penelitian
adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori dan sumber data.
Mengacu kepada Denzin (dalam Bungin, 2011) maka pelaksanaan teknis dari langkah
pengujian keabsahan ini akan memanfaatkan : peneliti, metode, teori dan sumber
data (Burhan Bungin, 2011:264).
Peneliti akan menggunakan Triangulasi data dan
teori untuk menguji keabsahan penelitian. Triangulasi data atau metode yang
peneliti laukan akan berusaha mengecek kembali keabsahan temuan peneliti. Selain
itu, peneliti juga akan menggunakan triangulasi teori untuk dipadukan dan
diadukan. Untuk memperoleh itu, diperlukan pengumpulan data secara lengkap dan
analisa lebih mendalam.
H.
Sistematika
Laporan
Sistematika
laporan penelitian yang akan peneliti sajikan adalah sebagai berikut :
-
Judul
-
Daftar
isi
BAB
I Pendahuluan
- A. Latar Belakang Masalah
- B. Rumusan Masalah
- C. Tujuan Penelitian
- D. Manfaat Penelitian
- E. Tinjauan Pustaka
- F. Landasan Teori
- G. Metode Penelitian
- I. Sistematika Pembahasan
BAB II Gambaran Umum
- A. Kompas.com
- B. Merdeka.com
BAB III Pembahasan
- A. Analisis Framing kompas.com
- B. Analisis Framing Merdeka.com
BAB IV Penutup
- A. Kesimpulan
- B. Saran
Daftar Pustaka
Internet
Buku
-
Nova,
Firsan. 2011. Crisis Public Relations. Jakarta: Rawali Pers
-
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial (Berbagai
Alternatif Pendekatan). Jakarta : Kencana Prenada Media Group
-
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa (Edisi Kedelapan). Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
-
Ardianto,
Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations (Kuantitatif dan
Kualitatif). Bandung : Simbiosa Rekatama Media
-
Bungin,
Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif Edisi Kedua (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Group
-
Morrisan,
dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor : Gahlia Indonesia
-
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Rajagrafindo Persada
Skripsi
-
Fadhilla,Umma Tsanyazhar Rizqi. 2012. “Referendum
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Bingkai Media (Analsis Framming terhadap
berita Referendum daerah Istimewa Yogyakarta di Surat Kabar Harian Jogja)”. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Dakwah, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
-
Mawardi,
Gema. 2012. “Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Berita
Mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar di mediaindonesia.com dan vivanews.com
Tanggal 07 September 2011)”. Jakarta : Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, Prodi Ilmu Komunikasi
-
Hasfi, Nurul. 2011. Analisis Framing Pemberitaan Melinda Dee di Detik.com,
Tempo.com dan MetroTV. Semarang: Universitas Diponegoro
Komentar
Posting Komentar